terima kasih atas kunjungannya,,,,^_^

by arepkia(agus saputra)

terima kasih atas kunjungan anda


Jumat, 30 September 2011

cara menghargai orang lain


Cara Menghargai Orang Lain
Pada artikel sebelumnya, saya menyampaikan bahwa menghargai orang lain adalah pilihan. Apa pilihan Anda? Tentu saja jawaban yang paling bijak adalah belajar menghargai orang lain, ketimbang berharap untuk dihargai 
Tapi selalu saja banyak alasan kita untuk enggan menujukkan penghargaan pada orang lain.

Alasan sepele seperti,
  • Habis dia begitu sih,…
  • Memang dia siapa?
  • Kalau dia sudah…, saya mungkin bisa menghargainya
  • Kalau tidak ada yang pantas dihargai dari orang itu bagaimana?
  • Jahatnya minta ampun, apanya yang mau dihargai?
  • Memang dia siapa?
  • Itu sama saja merendahkan diri sendiri
  • Ngapain?! orang dianya aja begitu…
Pokoknya banyak deh. Kalau sudah seperti ini, bagaimana bisa mulai menunjukkan penghargaan pada orang lain? Hampir tidak ada cela untuk berpikir tentang pentingnya menghargai orang lain.
Beberapa jam sebelum menulis artikel ini, saya menyaksikan seorang ibu dan anaknya sedang bertengkar mulut. Pertengkaran itu dipicu karena sang anak enggan menuruti permintaan ibunya untuk membantu ayahnya. Mau tahu kenapa anak itu begitu “keras kepala” bahkan saat mendapatkan acaman untuk keluar dari rumah?
Dia mengungkapkan sendiri bagaimana dia merasa sama sekali tidak dihargai karena beberapa kali dimarahi oleh ayahnya. Padahal mungkin saja itu sudah terjadi beberapa lama.
Satu sisi, saya mengaggap anak itu tidak pantas bertindak seperti itu. Apalagi dengan orang tua sendiri. Tapi disisi lain, saya mendapatkan pelajaran betapa besarnya keinginan manusia untuk menerima penghargaan. Sampai-sampai mampu melakukan tindakan yang ekstrim.
Saya juga berkesimpulan bahwa saat seorang menerima penghargaan melebihi apa yang dia harapkan, bukan mustahil kalau dia mampu melakukan sesuatu diluar batas kemampuannya.
Jika bagi Anda seorang manager, pemilik usaha, atau wiraswasta dengan sejumlah karyawan atau bawahan. Harusnya bisa mengambil keuntungan dengan kenyataan ini. Anda bisa mulai “menyirami” karyawan atau bawahan dengan berbagai bentuk penghargaan supaya kualitas kerjanya meningkat mungkin. Bukan sebaliknya, setiap saat hanya memberi perintah, memarahi, atau “memaksa” mereka untuk melakukan semua keinginan secara sepihak.
Lalu, bagaimana cara menghargai orang lain? Bukan sekedar menghargai, tapi berupa penghargaan secara tulus dan jujur. Meskipun saya bukan seorang psikolog dan tidak punya ijasah dalam jurusan psikologi manusia. Tapi saya mengetahui sedikitnya ada empat cara menghargai orang lain dalam rumah tangga, bisnis hingga pemerintahan.
Pertama, belajar mengakui dan berpikir bahwa orang lain itu penting.
Alasan: Kalau setiap orang diminta menuliskan lima hal yang paling diinginkannya, maka keinginan untuk merasa penting akan selalu muncul pada daftar semua orang. Walaupun dengan bentuk yang tidak nyata. Misalnya ingin memiliki rumah mewah, mobil canggih, perhiasan mahal, pekerjaan dengan prestise baik, istri cantik.
Solusi: Senyum berarti kita mengakui bahwa seorang ada dalam pandangan kita dan kita senang dengan keberadaannya. Berikanlah senyuman.
Kedua, belajar memperhatikan orang lain.
Alasan: Saat ini, tidak sulit untuk menemukan kejadian dimana orang lebih memperhatikan HP saat berjalan, layar monitor, berkas kerja diatas meja, ketimbang memperhatikan orang lain disekitarnya. Semua itu karena orang lebih memperhatikan diri sendiri.
Solusi: Buat “alarm” untuk mengingatkan Anda supaya sedikit punya waktu memperhatikan orang sekitar. Baik di rumah, tempat kerja, atau bahkan mall sekalipun.
Ketiga, jangan bersaing dengan orang lain.
Alasan: Sikap pamrih dalam berhubungan dengan orang lain, sering menjadi kendala untuk mulai menghargai orang lain. Selalu saja timbul pikiran, “kenapa bukan dia saja yang melakukannya?” Sebagai contoh, saat ada teman sedang sibuk menceritakan prestasi atau keunggulannya, sadar atau tidak kita akan mencari sesuatu yang lebih baik sebagai pembanding keunggulan itu. Benar?
Solusi: Ambillah keuntungan dari kenyataan ini. Dengan menunjukkan betapa terkesannya kita dengan apapun kebanggaan orang lain, hasilnya, orang itu akan berbalik memberikan kesan baik. Bisa jadi, kata-kata kita terus terngiang dalam benaknya melebihi kita sendiri.
Keempat, mengeti kapan dan kenapa harus mengkritik atau mengoreksi orang lain.
Alasan: Saya kadang mengeluhkan sifat buruk istri saya. Tapi semakin saya memintanya untuk memperbaiki sikap, semakin buruk sikap itu dimata saya. Kenapa? Karena tanpa sadar saya mengoreksi sikap istri saya, bukan bermaksud untuk memperbaikinya. Melainkan hanya ingin menunjukkan bahwa dalam rumah tangga, suami itu yang “berkuasa”.
Hal serupa sering terjadi dalam pekerjaan. Seorang BOS misalnya, kerap mengkritik bawahannya bukan karena kesalahannya, tapi cenderung karena ingin menunjukkan kekuasaannya pada bawahan.
Solusi: Jangan berusah memenangkan semua perbedaan atau pertentangan kecil. Apa yang secara pribadi kita anggap sebagai kesalahan, belum tentu orang lain sependapat.
Inilah empat cara menghargai orang lain yang dapat saya sampaikan melalui artikel ini. Dengan harapan bisa memberikan banyak perubahan baik untuk saya maupun Anda dalam hubungan dengan orang lain, khususnya dalam belajar menghargai orang lain.
Artikel ini bermanfaat? Teman Anda Pasti Berterima Kasih Mengetahuinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar